Rabu, 22 April 2009

Argumen Kudu Cerdas

Sering kali kita harus buang waktu banyak hanya untuk beradu argumen dengan rekan kerja, sahabat, pacar atau ortu. Kita sama-sama merasa punya pendapat yang paling benar dan nggak mau kalah. Akhirnya, bukannya dapat solusi, tapi memperpanjang masalah. Makanya penting banget nih, mengenali cara kita berargumen, begitu pula lawan bicara kita, sehingga kita tetap fokus pada masalah dan cepat menemukan solusi! Ikuti deh strategi dari Astri S. Widianti, Psi., Psikolog dari Essa Consulting

1.Si Petasan
Ciri-ciri : Meledak-ledak, ekspresif, dan nggak ragu mengeluarkan semua perasaannya.
Bagusnya kita nggak punya beban lagi karena sudah mengungkapkan semua keberatan kita. Tapi dampaknya bisa jelek buat orang lain, apalagi kalau penyampaianya tidak tepat, misalnya menggunakan kata-kata kasar, menjelek-jelekan orang di depan umum, sampai melempar barang-barang.
“Ini akan menjatuhkan harga diri orang lain. Pengaruhnya dalam hubungan kerja misalnya, akan merusak kerja tim, “jelas Astri”. “kita harus mengenal diri sendiri, termasuk kelemahan dan kelebihan kita. Jika tahu sifat kita yang meledak-ledak, harusnya kita bisa mengelola emosi kita dan nggak harus berharap orang lain akan memahami kepribadian kita yang temperamen.”
Hadapi
Beradu argumen dengan tipe ini membuat kita harus tahu hal-hal apa saja yang dia pentingkan. Jika dia sangat mementingkan data, sodorkan data dari majalah atau internet, misalnya yang mendukung alasan kita. Begitu pula kalau dia menyukai alasan yang logis sebisa mungkin ikuti jalan pikirannya. Soalnya, begitu kelihatan kita `lemah`, dia akan terus menyerang kita.
Jika sama-sama keras, bukan berarti kita nggak menemukan jalan keluar “pada prinsipnya sama, cari tahu apa yang dia pentingkan. Biarpun saat beradu pendapat sama-sama teriak, kalau tetap bisa fokus pada masalah, pasti ada solusinya”

2.Si Penyimpan Harta Karun
Ciri-ciri : Diam saja saat konfrontasi, cenderung menghindari konflik dan memendam perasaan
Bisa jadi tujuan kita diam bagus, biar masalahnya tidak makin panjang, menjaga agar hubungan kita dan `lawan` baik-baik saja. Kalau keadaan sudah tenang dan nggak ada konflik, diharapkan kita dan lawan akan sama-sama damai menjalankan hidup. Ternyata… nggak terbukti, tuh!
“Jika masalahnya kecil dan dipendam, mungkin nggak apa-apa. Namun, jika masalah tersebut berat dan menyangkut hubungan dengan orang lain, kalau dipikir terus, akhirnya stres sendiri. Dan itu nggak bagus karena kita merasa nggak bisa menyelesaikannya. Ada rasa nggak puas bahwa pendapat dan sikapnya nggak diterima oleh lingkungan, tapi dia nggak berani mengeluarkannya”.
Masih ada sederet kerugian jka kita lebih menenangkan diam kita daripada berargumen. Kita bisa kehilangan prinsip dan kehilangan kesempatan buat diakui oleh orang lain!
Hadapi
Kita sudah pasti menang kalau beradu pendapat dengan tipe ini. Tapi lama-lama kamu sebel juga karena kita jadi nggak dapat masukan atau saran. Sebagai teman, kita bisa memberikan pandangan kalau tidak selamanya memendam perasaan dan menghindari konflik itu bagus.
Bantu dia untuk berani mengungkapkan pendapat. Untuk sementara, kita dulu, deh yang diam dan mendengarkan dia. Jangan langsung gatal membantainya kalau nggak setuju. Nanti dia bakal kembali ke `tempat purungnya` lagi.

3.Si Ratu Panggung
Ciri-ciri : Melebih-lebihkan masalah, menganggap argumennya paling penting dan paling benar, jarang mau mendengarkan pendapat orang lain.
Tipe ini nggak ada bagus-bagusnya. Masalah yang sederhana bisa melebar kemana-mana dan akhirnya kita nggak fokus pada masalah yang diperdebatkan. Contoh gampangnya, saat kita komplain ke pacar soal SMS kita yang jarang dibalas. Kita jadi membalas kalau dia nggak bisa melupakan semua cewek yang pernah dipacarinya saat SMA. Berlebihan banget.
Inti dari argumentasi itu sendiri nggak ketemu. Fokusnya nggak jelas. Dan itu bikin orang akhirnya saling menyerang. Karena kalau orang diingatkan pada masalah yang sudah terjadi dan dia terpancing, kita malah akan membahas masa lalu. Jadi lebih pada tidak dapat fokus pada yang diargumentasikan.
Hadapi
Sabar…, dengerin dulu alasannya dan jangan langsung menimpali semua perkataanya. Semakin kita meladeni, pasti pembicaraan makin panjang dan makin `jauh` dari maslah intinya.
Janga mudah terpancing dan harus ingat, jika kita sedang argumentasi malah A. Biarpun lawan bicaranya membahas B, C, D tidak perlu kita layani. Sekali kita menanggapi, masalah akan lari kemana-mana dan nggak jelas

4.Si Jago Silat Lidah
Ciri-ciri : Jago ngeles dan pandai mengutarakan sejumlah alasan logis, akhirya malah lawan bicara yang merasa salah.
Jika kita termasuk tipe ini, boleh bangga tuh! Kita terbiasa menyiapkan sejumlah data kuat sebelum berargumen. Argumen yang kita kemukakan cenderung logis, sehingga kesimpulan akhir pun memihak pada kita. Lawan bicara biasanya bakal nggak berkutik dengan pernyataan kita. Bisa dibilang, kemampuan kita mempengaruhi orang lain oke banget, deh!
Kemampuan verbal tipe ini sangat bagus, kat-kata yag disusun juga rapi dan sistematis, sehingga orang lain akan mengikuti pendapatnya. Tujuan mempertahankan pendapat akan berhasil.
Hadapi
Bukan berarti kita nggak akan menang menghadapi tipe ini. Kita nggak boleh kalah `pintar` darinya! Jika kita tahu orang tersebut salah, sodorkan data-data yang kuat, didukung kemampuan komunikasi yang bagus juga. 
Ada orang yang memiliki data akurat, tapi karena tidak mampu menyampaikannya dengan baik, jadinya orang tidak percaya. 
Selain itu, kita juga harus siap jika dia akan `menyerang balik` kita. Biar nggak mati langkah, tetap fokus pada masalah dan tidak mudah menyerah. 
Tujuan mereka melakukan ini adalah untuk menjatuhkan mental lawan bicara. Menghadapi tipe ini sebaiknya jangan emosional, soalnya nanti bakal panjang dan nggak ketemu solusinya. Intinya, kita tetap harus tenang, ngak perlu terlalu digubris dan jangan sakit hati saat itu, kita kasih pendapat balik, secara logis kalau perlu kasih data.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar